[Perhatian : blog ini hanya dalam bentuk karangan belaka, tidak ada unsur penelitian apapun, bahkan hanyak anggapan dan pengalaman pribadi. Yang tujuannya untuk memberikan motivasi dan mengisi waktu luang pembaca]
Banyak yang bisa dijabarkan dari kata puzzle, setiap orang akan mengartikannya dengan sudut pandang yang berbeda-beda. Ada yang mengartikannya sebagai permainan, ada yang mengartikannya sebagai suatu hal apapun yang bisa ia pecahkan, dan lain-lain. Tapi inti dari semua yang semua orang artikan adalah sama, yaitu sebuah kepingan yang dapat dipisah dan disatukan.
Kalau boleh aku menjabarkannya, biar kujabarkan dengan berbagai penjelasan.
Pertama : Puzzle kehidupan
Well, setiap kehidupan seseorang pasti memiliki kepingan kejadian yang terpisahkan oleh waktu. Semakin banyak kepingan puzzle kehidupan yang sudah seseorang kumpulkan akan membentuk kehidupan yang lebih indah atau justru lebih rumit. Tergantung sebarapa cerdas orang tersebut merangkainnya. Contoh saja, seorang anak kecil yang lahir didunia, yang tentu belum mengenal banyak hal. Dia akan mengenal perlahan-lahan apa yang ia jumpai disekitarnya. Salah satunya menyebut panggilan kedua orang tuanya, lalu saudaranya, lalu kakek neneknya, lalu paman dan bibinya. Setelah ia tumbuh selang beberapa tahun barulah ia mengerti bahwa orang-orang terdekat yang ia kenali selama ini disebut sebagai keluarga. Dari penjelasan singkat itu, tentulah dunia ini memiliki sebuah rangkaian puzzle yang dapat disatukan membentuk sebuah makna luas dan berarti. Jadi jangan mudah putus asa dengan apa yang kita lakukan saat ini, karena itu merupakan rangkaian dari masa lalu untuk masa depan yang sering kita sebut sebagai takdir.
Kedua : Puzzle keilmuan
Dalam bidang keilmuan, kita perlu merangkai puzzle dari yang paling mendasar hingga dapat menyokong kepingan puzzle terbesar yang dapat melengkapi apa yang sedang kita pelajari. Contoh saja dalam kehidupan nyata. Kepingan pertama yang dalam keilmuan adalah madrasah pertama seorang anak yang diajari langsung oleh orang tua. Ibu merupakan madrasah pertama bagi seorang anak, maka dari itu bagi para wanita, belajarlah yang giat agar anak kita layak mendapatkan didikan pertama yang baik hehe. Nah dari bekal yang didapatkan oleh didikan pertama seorang ibu, maka anak tersebut akan melanjutkan studinya di jenjang sekolah dasar, menengah pertama, menengah atas, hingga perkuliahan. Perlahan-lahan keilmuan yang sudah terekam dalam memori otak sang anak akan menyatu menjadi satuan ilmu bahkan beberapa bidang ilmu yang dapat membangun negaranya bahkan dunia. Bayangkan seberapa sakti ilmu-ilmu yang sudah terkumpul selama bertahun-tahun itu dan kemudian akan berkembang menjadi wadah perubahan yang bermanfaat bagi masyarakat. Subhanallah
Ketiga : Puzzle Kepenulisan
Yap, ini point terakhir yang akan aku bahas di tulisan ini. Sebenarnya banyak puzzle-puzzle yang lebih penting yang perlu dibahas dan lebih layak menempati point ketiga ini. Tapi buat saat ini, menurutku point ini sudah kuanggap memang penting bagi mayoritas orang untuk dibahas.
Sebenarnya menulis itu mudah saja, banyak orang yang dapat melakukannya. Buktinya para pengguna sosmed yang tiap hari nulis status, caption, tweet, chat, dan lain-lain tidak pernah kehabisan kata untuk ditulis. Dan apa yang mereka tulis tentu mencerminkan jati diri serta keilmuan sang penulis. Tapi nggak sedikit juga penulis yang asal copy-paste hanya untuk dipandang bahwa dirinya seorang sastrawan masyhur. Atau dalam lingkup kecilnya seorang yang menulis status di facebook, twitter, dan sosmed lainnya hanya untuk mencerminkan seberapa populer dan baik kah dirinya. Ah, sudahlah..
Lain halnya lagi jika kita menulis untuk hal-hal yang lebih besar dari sekedar sebuah status. Misalnya menulis blog, cerpen, novel, naskah, KTI, penelitian, dan skripsi. Bukankan itu memang hal yang lebih berat dari sekedar nulis status di sosmed? hehe
Orang boleh pandai setinggi langit, tapi selama ia tidak menulis, ia akan hilang dari masyarakat dan sejarah. Menulis adalah bekerja untuk keabadian
Yap, kebanyakan orang yang tidak terbiasa menulis akan mengeluh demi kata apa yang harus ia tulis untuk hal-hal besar tersebut. Kalimat apa yang pas, sudut pandang bagian mana yang menarik, dan berbagai keluhan lainnya.
Sebenarnya mudah saja, semua kembali pada poin satu dan dua. Loh? kok bisa? Ya bisa saja hehehe, kan ini tulisanku, suka-suka aku dong :p Hahaha bercanda.
Jadi dua poin di atas itu memang penting. Karena kita dapat menulis dengan baik karena kita sudah memperoleh pengalaman dan pengetahuan. Dari situlah sebuah tulisan lahir. So, tulis aja apa yang ada di otakmu, apa yang pernah kamu alami, maka dengan sendirinya kamu akan terbiasa berfikir dan tulisanmu akan jauh lebih baik dari sebelumnya. (bukan berarti aku sudah merasa tulisanku baik lo ya, tulisanku juga masih acak-acakan dan nggak penting hahaha). Berani saja ! Kumpulkan semua puzzle kehidupan, puzzle keilmuan waktu demi waktu agar kepingan dari puzzle kepenulisanmu sempurna, dibaca oleh banyak orang dan bermanfaat :)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar