Pages

Seharusnya Bersosial (versi Fitri Zakiyah)

Asslamualaikum Wr. Wb
Sudah lama sekali aku tidak posting tulisan aku di blog ini, kalau digambarkan dalam dunia komik, blog ini sudah banyak sarang laba-laba dan kecoak hingga hewan-hewan melata yang tidak diinginkan hehehe. Maaf sebelumnya, gaya bahasa di postingan ini gaya bahasa curhat banget, nggak layak dibaca sih, nggak ada manfaatnya soalnya.
Well, di postingan kali ini aku akan menulis artikel tentang “Bagaimana Seharusnya Kita Bersosial”. Sedikit bercerita ya, belakangan ini sebenarnya aku sedang menyesali beberapa tindakan aku yang memalukan hanya karena perkataan seorang teman, kompor dari seorang teman yang baru saja aku kenal. Ah~ begitulah teman, social, lingkungan, yang berdampak besar bagi kepribadian kita. Maaf sebelumnya jika kesan dari blog ini sedikit menyindir atau bahkan mengumbar aib seseorang. Tapi aku menulis ini dengan tujuan agar diambil pelajarannya saja, juga sebagai latihan pertama dari lamanya aku menghilang dari dunia penulisan. Sebenarnya ini hanya alasan aku saja sih, bukan karena tugas akhir dan kesibukan lainnya. Aku saja yang tidak mau menyempatkan dan meluangkan waktu sebentar untuk menulis sedikit ataupun banyak tentang remeh temeh kehidupan dan artikel lainnya hehehe.
Lah, kok malah ngelantur kemana-mana sih. Jadi ceritanya aku itu sebenernya....
Ah, to the point deh, aku itu nulis ini karena aku pengen curhat aja sih gengs hahahhaa
Jadi gini, aku itu bukan tipe orang yang sosialis, maksud aku bersosial baik. Aku tipe orang introvert, nggak suka diatur sama orang lain, apalagi dikontrol bahkan diremehkan/dimanfaatkan. Nah pada suatu hari, ditempat dimana aku tinggal, aku bertemu dengan seorang yang orangnya itu... ah gimana jelasinnya ya, ntar kalo aku blak-blakan malah dikira aku orang pengumbar aib. Ah ya sudahlah pokoknya aku nggak nyebutin merk ya gengs hehehe. Jadi itu, orang yang akan aku bahas disini adalah tipe orang yang matre, duniawi, cerewet, sombong, emak-emak, tukang ghibah, tukang kompor, tukang gitu deh. Yaaaa aku tau sih kalau setiap manusia itu pasti punya kekurangan dan kelebihan. Tapi kayaknya kekurangan yang buruk kan nggak perlu dianak pinakkan ke orang lain kan? Nggak perlu lah menebar bibit kejahatan, aku kan sebel jadinya. Nah orang yang aku maksud ini, sebut saja si A. Si A ini orang yang baru aku kenal sekitar 4-5 bulanan gengs, yaaa lumayan lama sih. Tapi baru deket sih 2 bulanan gitu. Kita itu deketnya (menurutku) keterlaluan. Apa-apa yang aku kerjakan mesti diganggu sama dia, apa-apa yang jadi masalahku mesti diikut campuri, apa-apa yang aku makan mesti dimakan, apa-apa yang aku beli mesti dipinjam, apa-apa yang aku ~ ah begitulah pokoknya. Aku kan sebel jadinya, aku juga punya privasi, aku juga punya urusan pribadi yang harus aku selesaikan. Apalagi tuh yang dia omongin sampah semua, ghibah, uang, duniawi, sampah kan? -__-
Dan yang paling aku sesali sampai sekarang, kenapa aku mau-maunya nurutin apa yang dia anjurin, apa yang dia komporin. Salah satunya nih, ada temenku yang dia juga matre (katanya) menurutku sih biasa aja selama dia nggak merugikan aku banget. Nah aku nggak boleh ngasih dia makanan kalau dia ke kostku, aku disuruh jauh-jauh. Lah situ kan juga matre neng aaaagrh. Pusing dah aku. Ngapain sih orang punya aib suka ngomongin aib orang keras-keras? Padahal aib sendiri lebih lebar dan besaaar. Dan juga satu lagi nih yang bikin aku menyesal. Aku udah bikin nangis orang yang lebih lama aku kenal sebelum dia, yaaa bias dikatakan temen deket banget. Orang yang selama 4 tahun nemenin aku, ngerawat aku kalau aku sakit, pelipur laraku, yang pengorbanannya lebih banyak dari pada orang yang baru aja aku kenal 4 bulan yang lalu. AHHHHH. Aku lebih memilih mendengarkan ocehannya yang nggak jelas dari pada melihat begitu banyak kebaikan yang dilakukan temenku selama 4 tahun ini. GOBLOK KAN AKU?
Huh, jadi kesalnya di sini deh
Pokoknya gitu deh gengs. Aku sekedar berbagi pengalaman. Untuk amannya kita menjadi pribadi yang baik dan tidak terpengaruhi oleh lingkungan, aku punya beberapa tips nih

    1. Bersikap baiklah terhadap semua orang

Bersikap baik terhadap semua orang itu sebenarnya point utama dimana kita bisa diterima baik di masyarakat.

2. Tetap bersikap baik meskipun orang lain membalas sebaliknya

Ini point yang agak berat sih gengs. Kalian sudah pasti pernah melewati tahapan ini, meskipun kalian termasuk orang yang paling sabar sedunia, kalian pasti akan merasa sakit hati jika ada orang yang membalas kebaikan kita dengan kejahatan, pasti rasanya ingin balas dendam. Agar kita terhindar dari rasa balas dendam itu, maka diamlah. Karna diammu seperti singa, singa disegani karna diamnya. Setidaknya tetap bertegur sapa dan membalas senyum seadanya setiap kali kita bertemu dengannya. Jika kita berfikiran ingin membalas dendam kepadanya, maka tanamkanlah sugesti ini kedalam pikiranmu bahwa “jika aku melakukan hal yang sama dengan apa yang dia lakukan kepadaku, maka apa bedanya dia dengan aku? Jika bukan sama-sama bajingan?”

3. Pilihlah teman

Dalam konteks ini sebenarnya luas sekali pembahasannya. Jika dari garis besar kita membaca sub-judul tersebut, maka kita akan berfikiran negative. Toh teman kenapa harus dipilih-pilih? Bukankah banyak teman itu justru lebih baik? Kasian dong kalau kita pilih-pilih teman, nanti yang berkekurangan demikian nggak ada yang mau jadi temannya dia.
Nah bukan itu maksudku gengs. Jadi kenapa kita perlu memilih teman? Memilih teman itu maksudnya membatasi privasi dan sikap kita terhadap orang yang tidak begitu baik. Jadi kita bersikap ala-kadarnya saja terhadap orang yang merugikan kita dalam banyak hal. Maksud dari dirugikan dalam banyak hal ini contohnya sepeti: gara-gara dia, kita bukannya banyak teman, malah dibenci diam-diam dibelakang, atau gara-gara dia kita menghabiskan waktu seharian hanya untuk ghibah. Naaah, keliatan kan gimana dampaknya? Lingkungan itu sudah jelas menjadi dampak eksternal bagi kehidupan seseorang. Jadi, batasilah komunikasi, privasi dan sikap kita kepada orang yang merugikan hidup kita.

Sampai sini dulu ya gengs, udah malam nih, insyaAllah besok aku sambung lagi. Doakan semoga aku rutin menulis. Aku coba dari hal-hal terkecil yang aku alami dulu, semoga saja nantinya menjadi hal besar yang menginpirasi dan bermanfaat bagi banyak orang. Atau bahkan menjadi buku. Aaamiiin


fitri

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Pengunjung

Instagram