Hai owopers, kalian pasti udah ga
asing lagi kan dengan kata cita-cita?
Saat kalian ditanya apa cita-cita
kalian waktu kecil, pasti kalian dengan bangga menyebutkan salah satu profesi
yang paling keren di mata kalian. Dengan proses penggapaian cita-cita yang
berbeda-beda bahkan haha..
Seorang anak kecil yang ditanya
cita-citanya apa, dengan gaya sok cool menyebutkan ingin menjadi dokter, tapi
apa yang dia lakukan? Dia malah sering bolos sekolah, tidak pernah belajar,
bahkan melukai temennya sendiri dengan cara bermain curang, lantas
membiarkannya kesakitan sendiri. Hingga pada akhirnya, ia tidak jadi apa-apa..
hanguslah kata-kata yang diucapkannya bertahun-tahun silam. Ah namanya juga
sekedar kata-kata, bukan sebuah ikrar janji untuk menjadi sesuatu.
Dan jika kalian bertanya padaku
sewaktu kecil dulu, apa cita-citaku, maka aku akan hanya diam dan bertanya pada
ibuku “enaknya jadi apa ya bu?” hahaha
Dan seketika itu ibuku pasti
menjawab “jadi dokter aja nduk”
Itu harapan palsu sekarang. Dulu
yang kukira profesi itu yang memang paling keren sedunia, dan aku banggakan dan
bukan hanya dibanggakan saja, itu justru sangat aku usahakan. Banyak buku-buku
tentang kedokteran yang sengaja aku beli dan aku pelajari. Dan rangking di kelas
juga tidak jauh tertinggal, begitu juga olimpiade, tetap aku ikuti demi sekolah
kedokteran yang serba mahal waktu itu. Dan saat aku menginjak kelas 2 SMA,
tiba-tiba orang tuaku dengan mudahnya mematahkan harapanku. Berkata bahwa
sekolah kedokteran itu sangatlah mahal, dan alangkah baiknya kalau aku
mengambil jurusan lain saja. Ya sudahlah, demi menghilangkan kekhawatiran orang
tua tentang biaya, akhirnya aku memutuskan untuk tidak lagi berharap menjadi
seorang dokter (setidaknya)
Ah, itulah kawan, terkadang kata
cita-cita itu selalu menyesuaikan kondisi. Tidak harus berada paling utama
diurutan harapan kita. Karena saat kita dipatahkan semangatnya, maka kita akan
merasa sakit. Itu saja hehe..
Ini hanya sekedar curhat aja :D
Thanks for reading ya buddy J


Tidak ada komentar:
Posting Komentar